background icons
background icons 2
Perbandingan Efisiensi Server-Sent Events (SSE) vs Event-Driven Architecture (EDA)
Fitri Hy Fitri Hy
Tutorial 28-09-2024

Perbandingan Efisiensi Server-Sent Events (SSE) vs Event-Driven Architecture (EDA)

Ketika membandingkan Server-Sent Events (SSE) dan Event-Driven Architecture (EDA) dalam hal efisiensi, masing-masing metode memiliki kekuatan dan kelemahan tergantung pada konteks penggunaannya. Baik SSE maupun EDA digunakan untuk mengelola data real-time, tetapi keduanya bekerja dengan pendekatan yang berbeda, sehingga efisiensinya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sistem.

Konsep dan Arsitektur

SSE:

SSE memungkinkan server untuk mengirim data ke klien melalui satu koneksi HTTP terbuka. Ini berarti server dapat secara kontinu mengirim update tanpa perlu membuat koneksi baru setiap kali ada informasi baru. SSE mendukung komunikasi unidirectional dari server ke klien.

EDA:

Event-Driven Architecture menggunakan mekanisme di mana komponen saling berkomunikasi melalui event asinkron. Setiap event yang terjadi ditangkap oleh listener, yang kemudian merespons event tersebut. EDA sering diterapkan pada arsitektur microservices, di mana layanan saling berkomunikasi melalui event-driven messaging.

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

SSE:

Dalam SSE, setiap klien mempertahankan satu koneksi HTTP yang terbuka ke server. Meskipun ini mengurangi overhead dibandingkan polling terus-menerus, server tetap perlu mengelola setiap koneksi aktif. Ini dapat menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya jika ada banyak klien yang terhubung.

Keuntungan:

  • Mengurangi overhead dengan menjaga satu koneksi terbuka.
  • Efisien untuk update real-time dari server ke klien.

Kerugian:

  • Membebani server dengan koneksi simultan yang besar, terutama pada skala besar.
  • Hanya mendukung komunikasi satu arah (unidirectional).

EDA:

Dalam EDA, komponen hanya merespons event ketika terjadi. Ini meminimalkan penggunaan sumber daya karena tidak perlu menjaga koneksi terbuka secara terus-menerus antara komponen atau layanan. EDA memanfaatkan message brokers (misalnya, Kafka, RabbitMQ), yang mengelola antrian dan distribusi event dengan efisien.

Keuntungan:

  • Tidak memerlukan koneksi terbuka antara komponen, sehingga lebih hemat bandwidth dan CPU.
  • Cocok untuk sistem yang besar dan kompleks dengan banyak komponen.

Kerugian:

  • Membutuhkan infrastruktur tambahan (message brokers), yang dapat menambah kompleksitas dan biaya pengelolaan.

Efisiensi Skalabilitas

SSE:

SSE dapat menghadapi keterbatasan dalam hal skalabilitas. Setiap klien membutuhkan koneksi HTTP yang terpisah, dan semakin banyak klien yang terhubung, semakin besar beban yang harus dikelola server. Untuk aplikasi dengan puluhan ribu atau jutaan pengguna, ini bisa menjadi tantangan besar.

Keterbatasan:

Kurang ideal untuk skenario dengan banyak koneksi simultan karena server harus mempertahankan setiap koneksi.

EDA:

EDA dirancang untuk skala besar. Komponen dapat diskalakan secara independen, dan message brokers menangani banyak event tanpa membebani satu layanan atau server. Ini membuat EDA sangat cocok untuk sistem yang memerlukan skalabilitas tinggi, seperti aplikasi berbasis microservices atau aplikasi dengan aliran data yang besar.

Keuntungan:

  • Setiap layanan atau komponen dapat diskalakan secara independen.
  • Message brokers dapat menangani ribuan hingga jutaan event.

Efisiensi Latensi dan Responsivitas

SSE:

SSE memberikan latensi rendah dalam mengirimkan data dari server ke klien, karena koneksi sudah terbuka dan data dapat segera dikirim begitu tersedia. Ini menjadikannya sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan notifikasi atau pembaruan real-time secara cepat.

Keuntungan:

Latensi rendah untuk komunikasi server-ke-klien.

EDA:

EDA menangani event secara asinkron. Hal ini dapat menyebabkan sedikit latensi, terutama jika terjadi bottleneck pada message broker atau jika layanan yang memproses event perlu di-retry. Namun, dalam kebanyakan skenario, latensi yang dihasilkan tetap cukup rendah, terutama jika event diproses segera setelah terjadi.

Keterbatasan:

Potensi latensi lebih tinggi tergantung pada alur pemrosesan event dan infrastruktur message broker.

Efisiensi Pengembangan dan Pengelolaan

SSE:

SSE lebih sederhana untuk diimplementasikan dalam aplikasi web. Browser modern mendukung SSE melalui API EventSource, dan pengembang dapat dengan mudah mengatur server untuk mengirim update real-time ke klien. Hal ini membuat SSE lebih efisien dari sisi waktu pengembangan, terutama untuk aplikasi yang membutuhkan komunikasi satu arah.

Keuntungan:

Mudah diterapkan dalam aplikasi berbasis web.

EDA:

EDA memerlukan pengaturan yang lebih kompleks. Pengembang perlu merancang arsitektur yang mendukung event-driven, mengelola message broker, dan menangani alur event secara efisien. Ini membutuhkan lebih banyak upaya dalam pengembangan dan pengelolaan, tetapi memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk sistem yang besar dan kompleks.

Keterbatasan:

  • Membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha dalam pengembangan serta pengelolaan.
  • Memerlukan penanganan skenario yang lebih kompleks, seperti retries dan duplicate events.

Tabel Perbandingan SSE vs. EDA

Kriteria Server-Sent Events (SSE) Event-Driven Architecture (EDA)
Arsitektur Komunikasi satu arah dari server ke klien Komunikasi asinkron antar komponen
Komunikasi Unidirectional (server ke klien) Bidirectional/Multidirectional
Koneksi Koneksi HTTP terbuka yang panjang Tidak perlu koneksi terbuka (event-driven)
Penggunaan Sumber Daya Mengelola satu koneksi HTTP per klien, lebih berat untuk server pada skala besar Lebih hemat sumber daya karena event hanya diproses ketika terjadi
Skalabilitas Terbatas, terutama dengan banyak koneksi Sangat baik, komponen dapat diskalakan secara independen
Latensi Rendah untuk komunikasi server-ke-klien Potensi latensi lebih tinggi, tergantung antrian event
Pengembangan Sederhana dan mudah diimplementasikan Lebih kompleks, memerlukan pengelolaan tambahan
Infrastruktur Hanya membutuhkan server web Memerlukan message broker atau event bus

Kapan SSE Lebih Efisien?

  • Untuk aplikasi yang memerlukan update real-time sederhana dari server ke klien (contoh: feed berita, notifikasi).
  • Saat aplikasi memiliki jumlah pengguna terbatas dan tidak memerlukan komunikasi dua arah.
  • Saat ingin menghindari kompleksitas infrastruktur dan memilih solusi yang cepat dan mudah diimplementasikan.

Kapan EDA Lebih Efisien?

  • Ketika membangun aplikasi dengan arsitektur yang kompleks dan terdesentralisasi (contoh: microservices).
  • Ketika aplikasi memerlukan skalabilitas tinggi dan komunikasi antar komponen yang independen.
  • Saat aplikasi memerlukan proses asinkron dan komunikasi antar layanan atau sistem dengan jumlah event yang besar.

Kesimpulan

Baik SSE maupun EDA memiliki keunggulan masing-masing dalam efisiensi tergantung pada kebutuhan aplikasi. SSE lebih cocok untuk aplikasi yang lebih sederhana dengan kebutuhan real-time komunikasi satu arah, sedangkan EDA lebih efisien untuk sistem skala besar dengan komunikasi asinkron antar komponen. Pemilihan teknologi terbaik akan bergantung pada skala, arsitektur, dan tujuan aplikasi yang Anda kembangkan.