background icons
background icons 2
Modular vs Monolith Mana yang Lebih Efisien dalam Pengembangan Web?
Fitri Hy Fitri Hy
Tutorial 18-09-2024

Modular vs Monolith Mana yang Lebih Efisien dalam Pengembangan Web?

Dalam pengembangan web, salah satu keputusan penting yang sering dihadapi adalah memilih antara pendekatan modular atau monolith. Kedua arsitektur ini memiliki peran dan kegunaan yang berbeda, tergantung pada ukuran, kompleksitas, dan tujuan dari proyek yang sedang dibangun. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai kedua pendekatan ini, serta menimbang mana yang lebih efisien dalam pengembangan web.

Apa Itu Pendekatan Modular?

Pendekatan modular mengacu pada pengembangan aplikasi dengan memecah kode ke dalam modul-modul yang terpisah dan terisolasi. Setiap modul memiliki tanggung jawab spesifik dan bisa berfungsi secara mandiri, namun tetap dapat bekerja sama dengan modul lain untuk membentuk keseluruhan aplikasi.

Contoh arsitektur modular yang sering digunakan adalah microservices. Dalam microservices, aplikasi besar dipecah menjadi layanan-layanan kecil yang dapat dijalankan dan dikembangkan secara terpisah. Framework seperti React, Vue.js, atau Angular juga mendukung pendekatan modular, memungkinkan pengembang untuk membuat komponen-komponen yang independen.

Kelebihan Pendekatan Modular:

  • Skalabilitas Tinggi: Setiap modul bisa dioptimalkan, diperbarui, atau bahkan dikembangkan secara independen, memungkinkan aplikasi untuk berkembang secara lebih fleksibel.
  • Pengembangan Terdistribusi: Beberapa tim pengembang dapat bekerja pada modul-modul berbeda secara paralel tanpa harus menunggu bagian lain selesai.
  • Pemeliharaan Mudah: Modularitas memudahkan pemeliharaan dan debugging. Jika ada masalah di satu modul, tidak akan mempengaruhi modul lain.
  • Reusabilitas: Modul yang dibangun dengan baik bisa digunakan kembali dalam proyek lain, sehingga meningkatkan efisiensi jangka panjang.

Kekurangan Pendekatan Modular:

  • Kompleksitas Awal: Desain modular memerlukan perencanaan yang lebih cermat di awal pengembangan. Pengaturan modul-modul dan komunikasi antar-modul bisa cukup rumit.
  • Overhead Tambahan: Mengelola dependencies, interaksi antar-modul, dan deployment untuk setiap modul dapat meningkatkan kompleksitas teknis dan overhead pengembangan.

Struktur Modular:

/my-modular-app
│
├── app.js                     # Menghubungkan modul-modul terpisah
├── modules/
│   ├── blog/
│   │   ├── blogController.js  # Logika untuk blog
│   │   ├── blogRoutes.js      # Rute khusus blog
│   │   └── blogService.js     # Layanan untuk blog, akses data
│   └── user/
│       ├── userController.js  # Logika untuk pengguna
│       ├── userRoutes.js      # Rute khusus pengguna
│       └── userService.js     # Layanan untuk pengguna
└── views/
    ├── blog.ejs               # Tampilan untuk blog
    └── user.ejs               # Tampilan untuk pengguna

Apa Itu Pendekatan Monolith?

Pendekatan monolith mengacu pada arsitektur di mana aplikasi dibangun sebagai satu kesatuan besar, dengan seluruh komponen aplikasi (UI, logika bisnis, dan database) saling terhubung dalam satu platform. Semua fungsionalitas dikelola dalam satu basis kode besar yang berjalan bersama.

Pendekatan ini sangat umum digunakan dalam proyek web tradisional, di mana seluruh aplikasi dikembangkan sebagai satu entitas utuh. Banyak aplikasi web lama menggunakan arsitektur monolith, di mana semua fungsionalitas berada dalam satu server dan satu proses.

Kelebihan Pendekatan Monolith:

  • Sederhana dan Mudah Diatur: Karena semua komponen aplikasi berada dalam satu tempat, pengelolaannya lebih sederhana, terutama untuk aplikasi kecil hingga menengah.
  • Pengembangan Lebih Cepat: Pada awal pengembangan, pendekatan monolith memungkinkan pengembang untuk bergerak cepat karena semua fitur dapat dikembangkan tanpa harus memisahkan komponen.
  • Overhead yang Lebih Sedikit: Tidak ada kebutuhan untuk mengatur banyak modul atau layanan yang terpisah, sehingga manajemen proyek lebih mudah dan biaya infrastruktur lebih rendah.
  • Deploy Lebih Mudah: Deploy hanya perlu dilakukan untuk satu entitas aplikasi, tanpa harus mengurus banyak layanan terpisah.

Kekurangan Pendekatan Monolith:

  • Sulit Diskalakan: Seiring bertambahnya ukuran dan kompleksitas aplikasi, monolith akan semakin sulit dikelola dan diubah. Setiap perubahan kecil dapat memengaruhi seluruh aplikasi.
  • Ketergantungan Tinggi: Semua komponen saling bergantung satu sama lain, sehingga jika ada masalah pada satu bagian, keseluruhan aplikasi bisa terdampak.
  • Pengembangan Tim Terbatas: Jika proyek dikerjakan oleh tim besar, membagi tugas pengembangan menjadi lebih sulit karena seluruh komponen terikat satu sama lain.
  • Pemeliharaan Sulit: Karena semuanya berada dalam satu basis kode, pemeliharaan menjadi lebih sulit seiring waktu, terutama jika tidak ada pemisahan fungsional yang jelas.

Struktur Monolith:

/my-app
│
├── app.js (Semua logika backend di sini)
├── views/
│   └── index.ejs (Template frontend)
├── public/
│   ├── styles.css (CSS untuk tampilan)
│   └── script.js (JavaScript untuk interaksi)
└── routes/
    └── blogRoutes.js (Semua rute API di satu tempat)

Mana yang Lebih Efisien?

Untuk menentukan mana yang lebih efisien antara modular dan monolith, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti ukuran tim, skala aplikasi, serta kebutuhan jangka panjang.

  • Skala Aplikasi: Jika Anda mengembangkan aplikasi kecil atau menengah, arsitektur monolith cenderung lebih efisien karena lebih mudah untuk diimplementasikan dan dikelola. Namun, untuk aplikasi yang diproyeksikan akan berkembang secara signifikan atau yang memerlukan skalabilitas tinggi, pendekatan modular akan lebih sesuai.

  • Kebutuhan Skalabilitas: Untuk proyek yang harus mendukung lalu lintas yang tinggi atau perkembangan fitur yang cepat, modular lebih cocok. Setiap modul bisa diskalakan secara independen, memberikan fleksibilitas yang lebih besar. Sebaliknya, monolith memiliki keterbatasan dalam hal skalabilitas karena seluruh aplikasi harus diperbarui sekaligus.

  • Tim Pengembang: Jika proyek melibatkan tim pengembang yang besar dan tersebar, arsitektur modular akan lebih efisien karena memungkinkan kolaborasi yang lebih baik. Setiap tim dapat fokus pada modul-modul tertentu tanpa harus khawatir merusak bagian lain dari aplikasi. Namun, untuk tim kecil atau proyek solo, monolith mungkin menjadi pilihan yang lebih efisien karena lebih sederhana dalam pengaturan.

  • Waktu Pengembangan: Jika Anda membutuhkan solusi cepat dengan waktu pengembangan yang singkat, monolith bisa menjadi pilihan yang lebih efisien karena lebih sederhana untuk diimplementasikan tanpa harus memikirkan pemisahan fungsional. Namun, modular akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang terutama jika proyek terus berkembang.

  • Pemeliharaan dan Pembaruan: Jika aplikasi perlu sering diperbarui atau dipelihara dalam jangka panjang, modular memberikan keuntungan karena kode terorganisir dengan lebih baik dan dapat diperbarui tanpa memengaruhi seluruh aplikasi. Di sisi lain, pemeliharaan aplikasi monolith bisa menjadi tantangan besar karena semua komponen saling bergantung satu sama lain.

Kesimpulan

Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan mana yang lebih efisien, karena efisiensi sangat bergantung pada konteks dan kebutuhan proyek. Monolith lebih efisien untuk proyek kecil atau aplikasi sederhana yang perlu dikembangkan dengan cepat, sementara modular memberikan fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih baik untuk proyek besar dan kompleks.

Dalam pengembangan web modern, banyak organisasi mulai mengadopsi pendekatan modular atau microservices seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan aplikasi yang lebih besar dan kompleks. Namun, pendekatan monolith tetap menjadi pilihan yang solid untuk banyak kasus di mana kesederhanaan dan efisiensi jangka pendek lebih diutamakan.